Kunjungan ke Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asyari

Farzan



Saya dan keluarga sebenarnya mau pergi ke museum antara 1 - 15 syawal, tapi gak jadi karna adik tidak ikut karena belum tertarik dengan NU. Akhirnya adik kembali ke pondok dan saya sekeluarga baru berangkat kemarin (11 Juni). Berangkat jam 07:30, berangkat lewat jalur Blitar saat perjalanan nampak normal-normal saja, tapi saat sudah sampai Kediri mulai tidak baik-baik saja, karena jalan yang terlalu banyak belok-beloknya dan jalan yang berlubang membuat perjalanan semakin menantang. saya yang setiap perjalanan jauh selalu tidur, tapi saat sampai di Kediri gak bisa tidur karena pusing dan rasanya isi dalam perut seperti "diobok-obok".

Saat sampai ternyata museum islam itu berada di wilayah kampus ma'had aly Tebuireng saya mengira museumnya berada di dalam area pesantren. Saat pertama masuk langsung dijelaskan oleh petugas yang bertugas agar tidak menyentuh barang-barang, baik kaca furniture, dan dilarang menggunakan flash saat foto. Saat mau masuk saya langsung tertarik pada TV yang ada video pak Jokowi yang ternyata dibawah TV-nya ada batu peresmian yang ditanda tangani oleh pak Jokowi yang didekatnya ada foto ulama dan pahlawan islam, mulai dari Soekarno, Hatta, Ahmad Dahlan, KH Hasyim, Wahid Hasyim, DLL.


Disana saya melihat banyak peninggalan dan catatan sejarah Indonesia, seperti rempah-rempah tongkat milik KH.Hasyim Asyari dan berbagai penjelasan sejarah pada masa penjajahan belanda. Lalu kami pergi ke lantai 2 yang mana tidak ada isinya, karena masih dalam proyek pembangunan, setelah itu kami keluar dari museum lalu berfoto di depan tulisan "Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asyari". Lalu kami lanjut makan di pasar oleh-oleh yang berada di sebelah museum, saat selesai makan kami langsung pergi ke makam Gus Dur yang ternyata didalam area madrasah (sepertinya) disana kami tahlil dan saat mau keluar dari makam Gus Dur sepertinya beliau adalah Kyai yang masuk pada area makam.





*Disana bukan hanya makam Gus Dur tapi makam keturunan dari KH. Hasyim Asyari, setelah itu saya dibelikan buku, baju, songkok, dan gantungan kunci.

Kami keluar dari pasar dan segera ke mobil yang diparkirkan di tempat parkir pengunjung museum. Lalu kami pulang lewat jalur Batu, meskipun jalannya berkelak-kelok tapi jalannya halus dan belokannya lumayan masuk akal daripada jalur yang dilewati saat berangkat selang 4 jam perjalanan, kami mampir ke warung makan "Wong Solo" untuk makan, setelah itu pulang ke rumah.

~Tamat